ACARA
VI. PEMECAHAN
DORMANSI
BENIH
A.
Tujuan
Praktikum
Praktikum ini bertujuan
agar mahasiswa dapat mempelajari beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan atau mempersingkat masa dormansi benih tanaman.
B.
Pelaksanaan
Praktikum
1.
Waktu Praktikum : Jum’at, 01 Juni 2012
2.
Tempat Praktikum : Laboratorium Produksi Tanaman,
Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram.
C. Tinjauan Pustaka
Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan (Sutopo, 1993).
Dormansi adalah kondisi benih hidup yang tidak berkecambah walaupun kondisi lingkungan optimum untuk berkecambah. Dormansi benih dapat terjadi karena faktor fisik maupun fisiologi benih. Faktor fisik disebabkan oleh morfologi benih itu sendiri. Faktor benih dormansi secara fisiologi antara lain disebabkan karena embrio belum terbentuk sempurna. Benih yang mengalami dormansi ini harus disimpan sampai waktu tertentu. Setiap benih memiliki waktu yang berbeda-beda agar embrio terbentuk sempurna (Anonim, 2010).
Dormansi dapat
dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari benih dalam
mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik
musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi. Dormansi pada benih dapat
berlangsung selama beberapa hari, semusim, bahkan sampai beberapa tahun
tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya (Anonim, 2010).
Faktor-faktor yang
menyebabakan hilangnya dormansi pada benih sangat bervariasi tergantung pada
jenis tanaman dan tentun saja tipe dormansinya, antara lain yaitu: karena
temperatur yang sangat rendah di musim dingin, perubahan temperature yang silih
berganti, menipisnya kudlit biji, hilangnya kemampuan untuk menghasilkan
zat-zat penghambat perkecambahan dan adanya kegiatan dari mikroorganisme
(Sutopo, 1993).
D.
Bahan
dan Alat Praktikum
1. Alat
Praktikum :
-
Gunting atau potong
kuku
-
Kertas amplas
-
Stopwatch
-
Panci alumunium
-
Kompor listrik
-
Beaker gelas
-
Cawan petri
2. Bahan
Praktikum:
-
Kertas merang
-
Benih sengon
-
Larutan H2SO4
-
Larutan HCl
-
Air panas 30ᵒC
-
Air panas 60ᵒC
E.
Cara
Kerja
1.
Perlakuan
Mekanis
a. Contoh
uji berupa benih sengon disiapkan sebanyak 75 butir untuk setiap perlakuan.
b. Pada
setiap benih dilakukan pengguntingan pada bagian ujung kulit benih (clipping)
dengan menggunakan gunting kuku dan pengikisan kulit biji (scratching) dengan
menggunakan kertas amplas.
c. Benih
dengan kedua perlakuan diuji daya kecambah dengan metode UDK (Uji Diatas
Kertas). Masing-masing perlakuan diuji menggunakan 3 ulangan.
d. Pengamatan
dilakukan setelah seminggu kemudian.
2. Perlakuan
Perendaman
a. Contoh
uji berupa benih sengon disiapkan sebanyak 75 butir untuk setiap
perlakuan.
b. Perlakuan
perendaman menggunakan 4 jenis larutan dan air panas pada suhu 30o
dan 60o.
Larutan yang digunakan adalah larutan, H2SO4, dan HCl.
c. Sebanyak
25 butir benih direndam dalam tiap larutan selama 5 menit.
d. Jumlah
yang sama juga direndam dalam air panas pada suhu yang telah ditentukan dengan
cara memasukkan benih ke dalam kantong kemudian direndam dalam air panas
tersebut selama 10
menit.
e. Benih
dengan semua perlakuan perendaman diuji daya kecambah dengan metode UDK menggunakan 3 ulangan.
f. Pengamatan
dilakukan seminggu kemudian.
F.
Hasil Pengamatan
Klp
|
Jenis
Perlakuan
|
Ulangan
|
Tumbuh
|
Tidak Tumbuh
|
1
|
Pemotongan
|
1
|
17
|
8
|
|
|
2
|
21
|
4
|
|
|
3
|
16
|
9
|
2
|
Pengamplasan
|
1
|
23
|
2
|
|
|
2
|
24
|
1
|
|
|
3
|
25
|
0
|
3
|
Air panas
30ᵒC
|
1
|
12
|
13
|
|
|
2
|
11
|
14
|
|
|
3
|
16
|
9
|
4
|
Air Panas
60ᵒC
|
1
|
14
|
11
|
|
|
2
|
14
|
11
|
|
|
3
|
9
|
16
|
5
|
H2SO4
|
1
|
3
|
22
|
|
|
2
|
6
|
19
|
|
|
3
|
7
|
18
|
6
|
Kontrol
|
1
|
8
|
17
|
|
|
2
|
8
|
17
|
|
|
3
|
5
|
20
|
7
|
HCL
|
1
|
7
|
18
|
|
|
2
|
6
|
19
|
|
|
3
|
11
|
14
|
G.
Pembahasan
Dormansi
merupakan kondisi benih yang dapat bersifat menguntungkan atau merugikan bagi
pengguna benih tersebut. Ia akan menguntungkan apabila benih tersebut akan
disimpan dalam waktu yang lama atau waktu pemakaiannya masih lama, sehingga
dengan adanya dormansi maka benih tersebut akan dapat bertahan sampai saat ia
akan ditanam dan kemampuan berkecambah atau berkembang masih ada. Sedangkan
kerugian dirasakan oleh para petani atau pengguna benih dengan adanya dormansi
ini adalah saat mereka akan menanam benih tersebut, ternyata benih yang
bersangkutan masih dalam keadaan dormansi. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan
memberikan perlakuan tertentu pada benih tersebut. Hal inilah yang dipraktikkan
dalam praktikum kali ini.
Praktikum
kali ini membahas mengenai pemecahan dormansi benih. Ada beberapa perlakuan
yang dicobakan. Hasil dari setiap perlakuan tersebut seminggu setelah pemberian
perlakuan dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Dari tabel tersebut dapat
diketahui perlakuan yang dapat mempercepat proses dormansi benih.
Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan dengan cara pengamplasan dapat
memberikan hasil yang paling baik dalam mematahkan dormansi benih dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Hal ini diketahui dari jumlah benih yang berkecambah
dan tumbuh normal.
H. Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa cara mematahkan
dormansi benih yang paling baik adalah dengan pengamplasan, karena perlakuan
ini menunjukkan hasil berupa jumlah benih berkecambah paling banyak dan
pertumbuhannya normal.
Daftar
Pustaka
Sutopo
L, 1993. Teknologi Benih. CV Rajawali Pers: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar